Minggu, 01 April 2012

KEPERAWATAN ANAK 


 Definisi Hospitalisasi Hoptalisasi menurut Parini 1999 yaitu kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau ganggaun fifik,psikis ,sosial dan adaptasi terhadap ligkungan.
Selain itu Hospitalisasi juga merupakan Suatu Proses yang karena suatu bencana misalnya Ganguan fisik (luka,cedera dll) dan juga ganguan psikologi, mengharuskan anak harus dirawat Di Rumah sakit, samapi proses pemulihan kembali ke rumah.u ganggaun fifik,psikis ,sosial dan adaptasi terhadap ligkungan.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.  

       Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi, dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stress akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, anak mempunyaisejumlah keterbatasan dalam mekanismme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).
Hospitalisasi pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stress pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga medis lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampinginya.

Hospitalisasi à traumatis
Atraumatik : Asuhan yang tidak menimbulkan trauma fisik dan psikis pada anak dan keluarga akibat setting, personel dan penggunaan iintervensi tertentu.
a.       Distress psikis : cemas, takut, marah, kecewa, sedih, malu, rasa bersalah
b.      Distres fisik : imobilisasi, kurang tidur karena nyeri, bising, silau dll .

Tujuan Atraumatik :
a.      Cegah perpisahan dengan keluarga
b.      Tingkatkan sensasi pengendalian diri
c.       Perkecil cedera tubuh dan nyeri
Contoh :
v   Meningkatkan atau memperkokoh hub. ortu – anak selama hospitalisasi
v   Menyiapkan anak sebelum prosedur  atau tindakan
v   Mengontrol nyeri
v   Memberikan kesempatan bermain untuk mengalihkan perasaan takut dan agresi
v   Menghargai perbedaan kultur   
            Atraumatic care adalah suatu tindakan perawatan terapetik yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan intervensi melalui cara mengeliminasi atau meminimalisasi stress psikologi dan fisik yang dialami oleh anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan. Dalam Wong (1989) menyebutkan bahwa atraumatic care berhubungan dengan siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana dari setiap prosedur tindakan yang ditujukan pada anak bertujuan untuk mencegah atau mengurangi stress psikologi dan fisik. Prosedur perawatan/setting menyangkut tempat pemberian perawatan, misal di rumah, rumah sakit, ataupun tempat kesehatan yang lain. Personel menyangkut hal orang yang terlibat langsung dalam pemberian terapi. Intervensi melingkupi cakupan psikologi seperti intervensi kejiwaan, yang mengijinkan orangtua dan anak dalam satu ruangan. Tekanan psikologi menyangkut kecemasan, takut, marah, rasa kecewa, sedih, malu, dan rasa bersalah. Adapun rentang tekanan psikologi yang lain adalah tidak bisa tidur dan immobilisasi hingga terganggu ransangan sensori seperti rasa sakit, kenaikan suhu, suara bising, cahaya lampu, ataupun kegelapan.
2.      Prinsip Hospitalisasi
·         Perpisahan
·         Kehilangan kendali
·         Perubahan gambaran diri
·          Nyeri
·         Rasa takut
·         Meningkatkan kemampuan orang tua
·         Memodifikasi Lingkungan
·         Rasa cemas takut
·         Tumbuh kembang
·         Mencegah cedera dan nyeri
·         Peningkatan teknik relaksasi
·         Informed concent
·         Persiapan prosedur
·         Persiapan psikologis
·         Persiapan fisik
·         Penampilan prosedur
·         Dukungan pasca prosedur
·         Menggunakan bermain selama prosedur

3.      Faktor-Faktor Hospitalisasi
·         Umur pasien
·         Perkembangan kognitifnya
·         Tipe frekuensi tindakan infasif yang dilakukan
·         Pembatasan aktifitas dan merasa hukuman
·         Respon respon kecemasan pada anak
·         Perpisahan
·         Kehilangan kendali
·         Perubahan gambaran diri
·         Nyeri
·         Rasa takut
·         Kedekatan anak dengan orang tua
·         Penyakit yang diderita
·         Fantasi bayagan anak
·         Ligkungan rumah sakit
·         Kesiapan perawat
·         Pemberian info
·         Alat terapi dan bermain
·         Prosedur tindakan
·         Pengalaman anak
·         Sosial budaya
·         Kepercayaan/spiritual
·         Peran seks
·         Status sosial ekonomi
·         Kondisi fisik dan psikoogi individu
       

4.      Dampak  Hospitalisasi 
           Berbagai perasaan yang muncul pada anak yaitu :
                  - cemas
                  - marah
                  - sedih
                  - takut
                  - rasa bersalah
 Perasaan itu timbul karena menghadapi sesuatu yg baru dan belum pernah dialami sebelumya. Apabila anak stress selama dalam perawatan,orang tua menjadi sress pula, dan streess orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin miningkat. Sehingga asuhan kep tidak bisa hanya berfokus pada anak , tetapi juga pada orangtuanya.
·         Perubhan konsep diri
·         Perubahan harga diri
·         Perubahan citra diri
·         Kemunduran tingkat perkembangan mental
·         Kehilangan kebebasan
·         Asing
·         Persepsi yang salah karena penyakit
·         Kehilangan kontrol
·         Ganguan body image
·         Sakit/pain
·         Ketakutan
·         Immobiltas fisik


REAKSI ANAK TERHADAP STRESS MENURUT TAHAP PERKEMBAGANNYA.
A. INFANT
         Cemas akibat perpisahan dgn ortu akan menyebabkan gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang. 
       Pada usia lebih 6 bulan akan menyebabkan Stranger Anxiety dimana anak akan
              - menangis       
              - marah
              - Gerakan yang berlebihan.

Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan  Separation Anxiety dimana bayi menenagis keras jika ditinggal ibunya. Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak menyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan dan menangis kuat.
# Todller
            Perpisahan merupakan sumber strees pada usia todller.
  Respon prilaku yang anak sesuai dgn  tahapannya yaitu :
1.      Tahap protes : nangis kuat, menjerit memanggil ortu, menolak perhatian orla.
2.      Tahap  putus asa : namgis berkurang, tidak aktif, kurang minat bermain dan makan, menarik diri, sedih dan apatis.
Tahap denial : samar menerima, membina hubungan dangkal, dan anak mulai menyukai lingkungan
         Kehilangan kontrol : setiap pembatasan yang dilakukan anak merasa tidak aman dan mengancam, terganggu aktivitas rutin.          Reaksi perlukaan dan sakit: meringis menggingit , memggigit danmemukul, dapat mengkomunikasikan rasa nyeri dan menunjjukkan lokasi.

#Prasekolah
          Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan , sering bertanya, menangis pelan-pelan  dan tidak kooperatif.
          Kehilangan kontrol : pembatasan aktivitas sehari-hari dan kehlangan kekuatan diri.
          Reaksiperlukaaan dan sakit : mengganggap tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh. Reaksi yang timbul seperti : anak agresif, ekspresi verbal, regresi.  


     # Usia sekolah
          Perpisahan : berpisah dgn teman –teman sebaya.
         Kehilangan kontrol : kelemahan fisik dan takut mati.
         Reaksi perlukaan dan sakit : mengkomunikasikan rasa sakit, dan mampu mengotrol rasa sakit (gigit bibir dan mengemggam).
#.Usia remaja
          Perpisahan : pisah dgn teman-teman sebaya.
         Kehilangan kontrol : menolak, tidak kooperatif dan menarik diri.
         Reaksi perlukaan dan sakit : perasaan tidak aman  sehingga menimbulkan respon
         banyak bertanya, menarik diri, dan menolak orla.



  1. Reaksi ortu :
   Perasaan cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat ortu melihat anak mendapat prosedur    menyakitkan ( Perawat harus bijaksana dan bersikap pada anak dan ortu).
Cemas yang paling tinggi dirasakan ortu pada saat menunggu informasi ttg diagnosis penyakit anaknya.
 Rasa takut muncul pada ortu terutama akibat takut kehilangan anak pada kondisi  sakit terminal.
 prilaku yang sering ditunjukkan ortu : sering bertanya ttg hal yang sama secara berulang pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah.

2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan ortu mengetahui bahwa tidak ada lagi    harapan anaknya untuk sembuh.

 3. Perasaan frustasi :  Muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis.

Reaksi saudara kandung   
   - Marah
   - Cemburu
   - Benci dan bersalah

5.      Asuhan keperawata
                                             a)  PENGKAJIAN
Ø  Biodata pasien
Ø  Penaggung jawab
Ø  Data psikososial
Ø  Fital sign
Ø  Skala nyeri
Ø  Kaji kecemasa 

b) INTERVENSI
1.      Tujuan umum
Klien mampu melakuakn hubungan interpersonal tanpa hambatan.
2.      Tujuan Khusus
Ø  Mengungkapakan perasaan
Ø  Menjelaskan makna dari kehilangan
Ø  Menerima kenyataan
Ø  Membina hubungan baru
Ø  Mendapatakan dukungan keluarga
c)      TINDAKAN KEPERAWATAN
Ø  Menentukan intervensi
Ø  Mencegah Ganguan
Ø  Perencanaan Keperawatan Pemberian dukungan secara verbal dan non verbal
Ø  Melibatkan Orang tua
Ø  Perharian dari orang tua
Ø  Pembuatan jadwal bersama untuk perawat dan pasien
Ø  Membina hubungan terapetik perawat – klien
Ø  Advokasi keluarga (caring)
Ø  Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
Ø  Pendidikan kesehatan
Ø  Konseling Pemulihan kesehatan
Ø  Mengkoordinasi / kolaborasi
Ø  Mengambil keputusan etik
Ø  Meminimalkan sressor atau penyebab stres.
Ø  Melibatkan ortu berperan aktif dlm
   perawatan (rooming in)
Ø  Modifikasi ruang  perawatan  dgn membuat situasi ruang perawatyan seperti  dirumah.
Ø  Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah.
Ø  Mengurangi kehilangan kontrol : menghindari pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif thp petugas.
Ø  Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan : menjelaskan sebelum melakukan prosedur. . Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
Ø  Memberi kesempatan pada ortu mempelajari tukem anak dan reaksi anak thp sressoryg dihadapi selama dirawat.
Ø  Dapat dijadikan media untuk belajar ortu.
Ø  Memberi kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak bergantung pada orla dan percaya diri.
Ø  Beri kesempatan pada anak untuk saling mengenal dan membagi pengalaman.  
Ø   Memberikan dukungan pada anggota keluarga lain
Ø  Berikan dukungan kepada keluarga utk mau tinggal dgn anak di RS.
Ø  Fasilitasi keluarga utk berkonsultasi pada psikolog atau ahli agama
Ø  Beri dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya dgn nilai-nilai yg diyakininya
Ø  Fasilitasi untuk menghadirkan saudara kandung anak .
Ø  Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan  di RS :

Pada tahap sebelum masuk di RS dilakukan :
a. Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn peralatan yg diperlukan,
b. Apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum dirawat diorientasikan dgn situasi RS dgn bentuk miniatur bangunan RS

Pada hari pertama dirawat lakukan tindaka
 a. Kenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya.
b. Orientasikan anak dan ortu pada ruang rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat
digunakan.
c. Kenalkan dgn pasien anak lain yang menjadi teman sekamarnya.
d.Berikan identitas pada anak   
e. Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yang akan diikuti.
f. Laksan akan pengkajian riwayat kep.
g.Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dgn  yang programkan. 


d)     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kecemasan berhubungan dengan kehilangan orang tua

6.      IRK
Qr AL qosas :07

Musa a.s. dicampakkan ke dalam sungaiNil untuk menyelamatkan kaumnya dari kekejaman Fir'aun
“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul”. 





catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)

Senin, 26 Maret 2012

aku sudah lelah . . .
Tuhan tolonglah angkat kelelahanku ini....
aku sudah remuk...
Tuhan tolonglah kuatkan raga ku ini

Minggu, 25 Maret 2012

Keperawatan Jiwa

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

Gangguan Psikotik Akut
Gambaran utama perilaku:
  • Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
  • Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
  • Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
  • Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
  • Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
  • Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
  • Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
  • Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis banding                                     
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
  • Epilepsi
  • Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
  • Febris karena infeksi
  • Demensia dan delirium atau keduanya
  • Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
  • Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
  • Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi
Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya

Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :
  • Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
  • Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
  • Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:
  1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
  2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan kebersihan)
  3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Konseling pasien dan keluarga
  1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien
  2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
  3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik akut :
1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
• Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
• Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi
(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
(3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson
• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
 

Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
• Kasus baru gangguan psikotik
• Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk

Proses diagnosis gangguan jiaw
•Anamnesis/aloanamnesis
•Alasan berobat
•Riwayat gangguan sekarang;dahulu
•Riwayat perkembangan
•Latar belakang sosial ekonomi, keluarga
•Identitas, sakit/D. terkai
Proses diagnosis gangguan jiwa
•Fisik Diagnostik/status
mental/laboratorium/radiologi
•Evaluasi psikologik dll
•Diagnosis banding- Diagnosis
-penatalaksanaan terapi
•Prevensi I-II-III=tindak lanjut
•Farmako /psiko terapi
•Terapi sosial/okupasional

Macam-macam gangguan Jiwa dipengaruhi oleh
Diagnosis, Perjalanan: akut/krois
3.     Kumpulan gejala (sindrom); manik, depresi,
paranoid, katatonik,skizofrenik, psikotik,
sindrom terkait budaya, Usia/kelompok usia; balita, anak, remaja,
dewasa, lansia, Status; bungsu/sulung/tunggal/menikah

catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)

 Keperwatan Dewasa


Elektrokardiogram (EKG)                                        
      
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.
Sensor EKG
Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur. Transducer ini dipakai dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi karena pergerakan. Gambar di bawah memperlihatkan beberapa contoh sensor EKG sedangkan gambar kedua memperlihatkan salah satu teknik monitoring EKG dalam penempatan elektroda.
Teknik monitoring EKG
Saat ini 4 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb leads
Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni
a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º
2. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º  monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG
Karakteristik dan parameter- parameter dalam Elektrokardiogram
                            

Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T (diperlihatkan pada gambar di bawah ini digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia (arrythmia). Urutan terjadinya sinyal EKG yang dapat menimbulkan gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T adalah sebagai berikut :
1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG
2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium (atria contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan; bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri

Setelah mendapatkan sinyal EKG, denyut jantung (HR- heart rate) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini
Dengan Interval_RR = Jarak antara gelombang R dengan gelombang R lainnya yang berdekatan terukur dalam satuan waktu (sekon) HR = Besar denyut jantung yang dalam satuan beat per minute (BPM)
Serangan Jantung
Mendiagnosa Serangan Jantung
Ketika ada nyeri dada yang parah, kecurigaan bahwa serangan jantung sedang terjadi biasanya adalah tinggi, dan tes-tes dapat dilakukan secara cepat yang akan mengkonfirmasi serangan jantung. Persoalan timbul, bagaimanapun, ketika gejala-gejala dari serangan jantung tidak termasuk nyeri dada. Serangan jantung mungkin tidak dicurigai, dan tes-tes yang sesuai/tepat mungkin tidak dilakukan. Oleh karenanya, tindakan awal dalam mendiagnosa serangan jantung adalah menjadi curiga bahwa satu telah terjadi.
Electrocardiogram. Electrocardiogram (ECG) adalah perekaman dari aktivitas elektrik jantung. Kelainan-kelainan dalam aktivitas elektrik biasanya terjadi dengan serangan-serangan jantung dan dapat mengidentifikasi area-area dari otot jantung yang kekurangan oksigen dan/atau area-area dari otot yang telah mati. Pada pasien dengan gejala-gejala yang khas dari serangan jantung (seperti nyeri dada yang menghancurkan) dan perubahan-perubahan yang karakteristik dari serangan jantung pada ECG, diagnosis yang terjamin dari serangan jantung dapat dibuat secara cepat di ruang darurat dan perawatan dapat dimulai segera. Jika gejala-gejala pasien adalah samar-samar atau atipikal dan jika ada kelainan-kelainan ECG yang telah ada, contohnya, dari serangan-serangan jantung yang lama atau pola-pola elektrik yang abnormal yang membuat interpretasi dari ECG sulit, diagnosis dari serangan jantung mungkin kurang terjamin. Pada pasien-pasien ini, diagnosis dapat dibuat hanya berjam-jam kemudian melalui deteksi dari enzim-enzim kardiak yang meninggi dalam darah.
Tes-Tes Darah. Enzim-enzim kardiak adalah protein-protein yang dilepaskan kedalam darah oleh otot-otot jantung yang mati. Enzim-enzim kardiak ini adalah creatine phosphokinase (CPK), sub-fraksi khusus dari CPK (terutama, fraksi MB dari CPK), dan troponin, dan tingkat-tingkat mereka dapat diukur dalam darah. Enzim-enzim kardiak ini secara khas meninggi dalam darah beberapa jam setelah penimbulan dari serangan jantung. Rentetan dari tes-tes darah untuk enzim-enzim yang dilakukan melalui periode waktu dari 24-jam adalah bermanfaat tidak hanya dalam mengkonfirmasi diagnosis serangan jantung, namun perubahan-perubahan dalam tingkat-tingkat mereka melalui waktu juga berkorelasi dengan jumlah dari otot jantung yang telah mati.
Faktor yang paling penting dalam mendiagnosa dan merawat serangan jantung adalah perhatian medis yang segera. Evaluasi yang cepat mengizinkan perawatan yang dini dari irama-irama abnormal yang secara potensial mengancam nyawa seperti ventricular fibrillation dan mengizinkan reperfusion (kembalinya aliran darah ke otot jantung) dini dengan prosedur-prosedur yang membuka sumbatan arteri-arteri koroner yang tersumbat/terhalangi. Lebih cepat aliran darah ditegakkan kembali, lebih banyak otot jantung yang diselamatkan.
Pusat-pusat medis yang besar dan aktif seringkali mempunyai "unit nyeri dada" dimana pasien-pasien yang dicuriggai mempunyai serangan-serangan jantung dievaluasi secara cepat. Jika serangan jantung terdiagnosa, terapi yang segera dimulai. Jika diagnosis serangan jantung pada awalnya tidak jelas, pasien ditempatkan dibawah pengamatan yang terus menerus hingga hasil-hasil dari pengujian yang lebih jauh tersedia. 


Farmakologi kardiovaskuler adalah obat yang digunakan pada terapi penyakit jantung(angina pektoris).Dimana sering disebut dengan obat antiangina.
Yang perlu diketahui terlebih dahulu dalam mengatasi gagal jantung,hipertensi,penyakit jantung iskhemik,insufisiensi mitral atau aorta dan kardiomiopati adalah vasodilator(obat antiangina)yang dapat meringankan vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah yang sering menyebabkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah kita dengan cara melebarkan pembuluh darah sehingga darah yang berjalan menuju jaringan tubuh akan lebih lancar.
Ada 3 macam angina pektoris :
1. Angina pektoris Klasik (Angina Stabil Kronik)
Terjadi karena adanya sumbatan anatomik berupa aterosklerosis koroner sehingga aliran darah koroner tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat. Jenis ini yang paling umum ditemukan pada jenis angina pektoris.
2. Angina Varian (Angina Prinzmetal)
Terjadi karena vasospasme koroner dan timbul sewaktu istirahat yang mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen pada jaringan jantung.
3. Angina Tidak Stabil
yaitu ditandainya dengan meningkatnya frekuensi dan lamanya serangan angina.
Tujuan pemberian obat antiangina :
1. Mengatasi atau mencegah serangan akut angina pektoris. 2. Pencegahan jangka panjang serangan angina.   Ada 3 kelompok obat Antiangina :

1. Nitrat Organik
Contoh : Nitrogliserin,Isosorbit Dinitrat
2. Beta Blocker
Contoh : Asebutolol,Atenolol,Metroprolol,Bisoprolol
3. Antagonis Kalsium
Obat ini ada 5 golongan yaitu :
1.Dihidropiridin
obatnya yaitu Nifedipin,Nikardipin,Felodipin,Amlodipin.
2.Difenilalkilamin
obatnya yaitu Verafamil,Galopamil,Tiapamil.
3.Benzotiazepin
obatnya yaitu Diltiazem
4.Piperazin
obatnya yaitu Sinarizin, Flunarizin
5.lainnya yaitu Prenilamin dan Perheksilin
Penjelasan tentang golongan obat diatas
1.Nitrogliserin
Indikasi utamanya adalah pada angina pektoris. Pilihan pertama untuk ekserbasi akut ginjal, gagal jantung pada pederita penyakit jantung koroner berat dan pada mereka yang tekanan pengisian sangat tinggi tetapi tekanan arteriol rendah.
2.Isosorbid Dinitrat
Efek utamanya menyebabkan relaksasi otot polos vaskular sehingga menghasilkan efek vasodilatasi pada arteri dan vena perifer, dengan efek yang lebih dominan pada sistem vena. Dalam dosis terapi akan menurunkan tekanan sistolik, diastolik dan tekanan darah arteri rata – rata, terutama pada posisi tegak.
3.Nifedipin
Merupakan antagonis kalsium yang bekerja utama dengan menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel.
Nifedipin adalah antagonis kalsium yang paling kuat dalam menimbulkan vasodilatasi arteriol perifer sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan resistensi perifer.
Nifedipin digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan jangka panjang pada angina stabil kronik.
Nifedipin menjadi obat pilihan bila:
Penderita juga mendapatpengobatan dengan penyekat adrenoseptor beta.
Penderita dengan gangguan fungsi jantung, nodus SA.
Penderita angina dengan hipertensi yang gawat.
Nifedipin di eliminasi di hati.
Efek Samping :
- Nyeri kepala
- Pusing
- Muka merah
- Udem perifer hipotensi
- Takikardia
Nifedipin ini antagonis kalsium yang paling aman untuk penderita gagal jantung karena tidak mempunyai efek inotropik negatif.
Nama dagang :
- Generik : Nifedipine
- Sanbe : Nifedin
- Bayer : Adalat
- Kimia Farma : Cordalat
- Kalbe Farma : Vasdalat
Efek Samping :
- Sakit kepala (paling sering)
- Hipotensi
- Rasa lemah
- Ruam Kulit atau dermatitis eksfoliativa (kadang – kadang)
Nama dagang obat:
- Generik : Isosorbid Dinitrat
- Darya varia : Cedocard
- Fahrenheit : Monecto, Farsorbid
- Pharos Ind. : Isorbid
Yang terakhir adalah Papaverin
Merupakan obat antasida dan spasmodikum.
Nama dagang :
- Decamag
- gastromag
- Sanmag Tablet
- Spalmal

catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)

Keperwatan Komunitas


1.       Pengertian Komunikasi
Komunikasi tadalah suatu komunikasi yang dialkukan oleh seseorang mengunakan dirinya secara teraupetik sebagai alat untuk membantu  meningkatkan fungsi klien.

2.       Elemen-Elemen Komunikasi Teraupetik
1.       Personal diri
Kualitas personal merupakan salah satu kunci dari hubungan teraupetik
Elemen kualitas personl antara lain:
a.       Kesadaran diri
b.       Klarifikasi diri
c.        Eksplorisasi perasaan
d.       Etika dan tanggung jawab


2.       Dimensi Respon
Merupakan elemen yang penting dalam membina hubungan saling percaya dengan klien .Elemen dari dimensi respin antara lain:
a.       Kesejatian
b.       Respek
c.        Empati
3.       Dimensi Tindakan
Elemen dari dimensi tindakan antara lain:
a.       Kesegeraan
b.       Membuka diri
c.        Emosional katarsis
4.        Tahapan /fase dalam hubungan terpaeutik yang bisa di gunakan oleh perawat sebagai panduan dalam berkomunikasi ,yaitu :

1.        Tahap Pra interaksi
a.        Mendapatkan
b.        Mencari literatur yg berkaitan dg masalah yg dialami
c.        Mengeksplorasi perasaan,fantasi dan ketakutan diri
d.        Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirii
e.        Membuat rencana pertemuan dengan klien

2.       Tahap Kerja

                     Pada tahap kerja perawat memulai kegiatan yg sudah direncanakan sesuai dengan kondisi klien

3.       Tahap Terminasi

                Hal-hal yang dilakukan perawat pada tahap ini antara lain:
a.       Mengevaluasi kegiatan kerja yg telah dilakukan
b.       Merencanakan tindak lanjut Melakukan kontrak
c.        Mengakhiri terminasi dg cara yg baik 


 Mengetahui Waktu Pengajian yang tepat Komunikasi Teraupetik.

Saat pertama kali kita beertemu pasien ,kita mulai melihat kondisi pasien bagaimana keadaan  passien tersebut. Dan
kita mulai mengobservasi seluruh keadaan nya sementara untuk selanjutnya ketahap berikutnya sebelum
menetukan diagnosa.

catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)
 
Copyright (c) 2010 Eni Eviani Tube S.Kep. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.