Minggu, 25 Maret 2012



Definisi
Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
Penyebab Syok
Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:
a.     Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.
b.     Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.
c.     Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.
Penyebab syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.     Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri): (a) Penyakit jantung iskemik, seperti infark; (b) Obat-obat yang mendepresi jantung; dan (c) Gangguan irama jantung.
b.     Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah): (a) Kehilangan darah, misalnya perdarahan; (b) Kehilangan plasma, misalnya luka bakar; dan (c) Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).
c.     Syok obstruktif (gangguan kontraksi jantung akibat di luar jantung): (a) Tamponade jantung; (b) Pneumotorak; dan (c) Emboli paru.
d.     Syok distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer): (a) Syok neurogenik; (b) Cedera medula spinalis atau batang otak; (c) Syok anafilaksis; (d) Obat-obatan; (e) Syok septik; serta (f) Kombinasi, misalnya pada sepsis bisa gagal jantung, hipovolemia, dan rendahnya tahanan pembuluh Penanggulangan Syok
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi syok:
Posisi Tubuh
1.     Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
2.     Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.
3.     Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.
4.     Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
5.     Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar.
6.     Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.
Pertahankan Respirasi
1.     Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.
2.     Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway).
3.     Berikan oksigen 6 liter/menit
4.     Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).
Cari dan Atasi Penyebab
Syok Hipovolemik
Perdarahan merupakan penyebab tersering dari syok pada pasien-pasien trauma, baik oleh karena perdarahan yang terlihat maupun perdarahan yang tidak terlihat. Perdarahan yang terlihat, perdarahan dari luka, atau hematemesis dari tukak lambung. Perdarahan yang tidak terlihat, misalnya perdarahan dari saluran cerna, seperti tukak duodenum, cedera limpa, kehamilan di luar uterus, patah tulang pelvis, dan patah tulang besar atau majemuk.
Syok hipovolemik juga dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Pada luka bakar yang luas, terjadi kehilangan cairan melalui permukaan kulit yang hangus atau di dalam lepuh. Muntah hebat atau diare juga dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan intravaskuler. Pada obstruksi, ileus dapat terkumpul beberapa liter cairan di dalam usus. Pada dibetes atau penggunaan diuretik kuat, dapat terjadi kehilangan cairan karena diuresis yang berlebihan. Kehilangan cairan juga dapat ditemukan pada sepsis berat, pankreatitis akut, atau peritonitis purulenta difus.
Pada syok hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang. Respons tubuh terhadap perdarahan bergantung pada volume, kecepatan, dan lama perdarahan. Bila volume intravaskular berkurang, tubuh akan selalu berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-organ vital (jantung dan otak) dengan mengorbankan perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit. Akan terjadi perubahan-perubahan hormonal melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron, sistem ADH, dan sistem saraf simpatis. Cairan interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan volume intravaskular, dengan akibat terjadi hemodilusi (dilusi plasma protein dan hematokrit) dan dehidrasi interstitial.
Dengan demikain, tujuan utama dalam mengatasi syok perdarahan adalah menormalkan kembali volume intravaskular dan interstitial. Bila defisit volume intravaskular hanya dikoreksi dengan memberikan darah maka masih tetap terjadi defisit interstitial, dengan akibat tanda-tanda vital yang masih belum stabil dan produksi urin yang kurang. Pengembalian volume plasma dan interstitial ini hanya mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid (darah, plasma, dextran, dsb) dan cairan garam seimbang.
Penanggulangan
Pasang satu atau lebih jalur infus intravena no. 18/16. Infus dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi larutan kristaloid dan koloid sampai vena (v. jugularis) yang kolaps terisi. Sementara, bila diduga syok karena perdarahan, ambil contoh darah dan mintakan darah. Bila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus harus dilambatkan. Bahaya infus yang cepat adalah udem paru, terutama pasien tua. Perhatian harus ditujukan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan.
Pemantauan yang perlu dilakukan dalam menentukan kecepatan infus:
Nadi: nadi yang cepat menunjukkan adanya hipovolemia.
Tekanan darah: bila tekanan darah < 90 mmHg pada pasien normotensi atau tekanan darah turun > 40 mmHg pada pasien hipertensi, menunjukkan masih perlunya transfusi cairan.
Produksi urin. Pemasangan kateter urin diperlukan untuk mengukur produksi urin. Produksi urin harus dipertahankan minimal 1/2 ml/kg/jam. Bila kurang, menunjukkan adanya hipovolemia. Cairan diberikan sampai vena jelas terisi dan nadi jelas teraba. Bila volume intra vaskuler cukup, tekanan darah baik, produksi urin < 1/2 ml/kg/jam, bisa diberikan Lasix 20-40 mg untuk mempertahankan produksi urine. Dopamin 2--5 µg/kg/menit bisa juga digunakan pengukuran tekanan vena sentral (normal 8--12 cmH2O), dan bila masih terdapat gejala umum pasien seperti gelisah, rasa haus, sesak, pucat, dan ekstremitas dingin, menunjukkan masih perlu transfusi cairan.
Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-tanda syok dan dijumpainya adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru, tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung.
Masalah yang ada adalah kurangnya kemampuan jantung untuk berkontraksi. Tujuan utama pengobatan adalah meningkatkan curah jantung.
Penanggulangan
Bila mungkin pasang CVP.
Dopamin 10--20 µg/kg/menit, meningkatkan kekuatan, dan kecepatan kontraksi jantung serta meningkatkan aliran darah ginjal.
Syok Neurogenik
Syok neurogenik juga disebut sinkop. Syok neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus sehingga aliran darah ke otak berkurang. Reaksi vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut, atau nyeri hebat. Penderita merasa pusing dan biasanya jatuh pingsan. Setelah penderita dibaringkan, umumnya keadaan berubah menjadi baik kembali secara spontan.
Trauma kepala yang terisolasi tidak akan menyebabkan syok. Adanya syok pada trauma kepala harus dicari penyebab yang lain. Trauma pada medula spinalis akan menyebabkan hipotensi akibat hilangnya tonus simpatis. Gambaran klasik dari syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer.
Penanggulangan
Pasien-pasien yang diketahui/diduga mengalami syok neurogenik harus diterapi sebagai hipovolemia. Pemasangan kateter untuk mengukur tekanan vena sentral akan sangat membantu pada kasus-kasus syok yang meragukan.
Syok Septik
Merupakan syok yang disertai adanya infeksi (sumber infeksi). Pada pasien trauma, syok septik bisa terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus.
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.
Penanggulangan
- Optimalisasi volume intravaskuler
- Pemberian antibiotik, Dopamin, dan Vasopresor
Syok Anafilaktik
Jika seseorang sensitif terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi kontak lagi terhadap antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensitivitas. Antigen yang bersangkutan terikat pada antibodi dipermukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi, pengeluaran histamin, dan zat vasoaktif lain. Keadaan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas dan dilatasi kapiler menyeluruh. Terjadi hipovolemia relatif karena vasodilatasi yang mengakibatkan syok, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan udem. Pada syok anafilaktik, bisa terjadi bronkospasme yang menurunkan ventilasi.
Syok anafilaktik sering disebabkan oleh obat, terutama yang diberikan intravena seperti antibiotik atau media kontras. Sengatan serangga seperti lebah juga dapat menyebabkan syok pada orang yang rentan.
Penanggulangan
Penanggulangan syok anafilaktik memerlukan tindakan cepat sebab penderita berada pada keadaan gawat. Sebenarnya, pengobatan syok anafilaktik tidaklah sulit, asal tersedia obat-obat emerjensi dan alat bantu resusitasi gawat darurat serta dilakukan secepat mungkin. Hal ini diperlukan karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak terjadi kematian atau cacat organ tubuh menetap.
Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau zat kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan, adalah:
1.     Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.
2.     Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:
A.     Airway 'penilaian jalan napas'. Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan, dan buka mulut.
B.     Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pada syok anafilaktik yang disertai udem laring, dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi jalan napas total atau parsial. Penderita yang mengalami sumbatan jalan napas parsial, selain ditolong dengan obat-obatan, juga harus diberikan bantuan napas dan oksigen. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi.
C.     Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.
Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru.
3.     Segera berikan adrenalin 0.3--0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita dewasa atau 0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa penulis menganjurkan pemberian infus kontinyu adrenalin 2--4 ug/menit.
4.     Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 5--6 mg/kgBB intravena dosis awal yang diteruskan 0.4--0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
5.     Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau deksametason 5--10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel.
6.     Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik. Pemberian cairan akan meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat. Pemilihan jenis cairan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perdebatan didasarkan atas keuntungan dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permeabilitas atau kebocoran kapiler. Pada dasarnya, bila memberikan larutan kristaloid, maka diperlukan jumlah 3--4 kali dari perkiraan kekurangan volume plasma. Biasanya, pada syok anafilaktik berat diperkirakan terdapat kehilangan cairan 20--40% dari volume plasma. Sedangkan bila diberikan larutan koloid, dapat diberikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan kehilangan volume plasma. Tetapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma protein atau dextran juga bisa melepaskan histamin.
7.     Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan, maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih tinggi dari jantung.
8.     Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus diawasi/diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam. Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2--3 kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.
Pencegahan Syok Anafilaktik
Pencegahan syok anafilaktik merupakan langkah terpenting dalam setiap pemberian obat, tetapi ternyata tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, antara lain:
1.     Pemberian obat harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat.
2.     Individu yang mempunyai riwayat penyakit asma dan orang yang mempunyai riwayat alergi terhadap banyak obat, mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kemungkinan terjadinya syok anafilaktik.
3.     Penting menyadari bahwa tes kulit negatif, pada umumnya penderita dapat mentoleransi pemberian obat-obat tersebut, tetapi tidak berarti pasti penderita tidak akan mengalami reaksi anafilaktik. Orang dengan tes kulit negatif dan mempunyai riwayat alergi positif mempunyai kemungkinan reaksi sebesar 1--3% dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya reaksi 60%, bila tes kulit positif.
4.     Yang paling utama adalah harus selalu tersedia obat penawar untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya reaksi anafilaktik atau anafilaktoid serta adanya alat-alat bantu resusitasi kegawatan.
Mempertahankan Suhu Tubuh
Suhu tubuh dipertahankan dengan memakaikan selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan dan mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita karena akan sangat berbahaya.
Pemberian Cairan
1.     Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-mual, muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.
2.     Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasi atau dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak).
3.     Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada indikasi kontra. Pemberian minum harus dihentikan bila penderita menjadi mual atau muntah.
4.     Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik intravaskuler.
5.     Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka bakar. Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik. Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik. Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan kristaloid memerlukan volume 3--4 kali volume perdarahan yang hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telah diketahui bahwa transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi dengan larutan ringer laktat sama efektifnya dengan darah lengkap.
6.     Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan yang berlebihan.
7.     Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan berlebihan yang akan membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.
8.     Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat, mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat canggih berupa pemasangan CVP, "Swan Ganz" kateter, dan pemeriksaan analisa gas darah.
Kesimpulan
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita mengalami syok.
Definisi / Pengertian Syok
Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland tentang fisiologi keadaan syok dan homeostasis, syok adalah keadaan tidak cukupnya pengiriman oksigen ke jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak diperlukan.
Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan pemantauan yang kontinyu atau terus-menerus di unit terapi intensif.
Syok secara klinis didiagnosa dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut:
1. Hipotensi: tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau MAP (mean arterial pressure / tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg, atau menurun 30% lebih.
2. Oliguria: produksi urin kurang dari 30 ml/jam.
3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta pengisian kapiler yang jelek.
Penyebab Syok
Syok dapat disebabkan oleh kegagalan jantung dalam memompa darah (serangan jantung atau gagal jantung), pelebaran pembuluh darah yang abnormal (reaksi alergi, infeksi), dan kehilangan volume darah dalam jumlah besar (perdarahan hebat).
Tahapan Syok
 Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).
 Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian pembuluh darah  yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat normal.
Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.
Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.


Golden Diagnostic syok secara umum
Gejala-gejala umum syok seperti takikardi, hipotensi, akral dingin, oliguria, kesadaran
Gejala spesifik berdasarkan etiologi/ klasifikasi (lihat ringkasan syok spesifik)

Definisi
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai

Gangguan sistem sirkulasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara volume darah dengan lumen pembuluh darah sehingga perfusi dan oksigenasi ke jaringan tidak adekuat.

Klasifikasi/ Diagnosis Banding Syok

- Syok                            hipovolemik     : Syok akibat penurunan volume darah.
1. Perdarahan
2. Kehilangan plasma (misal pada luka bakar)
3. Dehidrasi, misal karena puasa lama, diare, muntah, obstruksi usus dan lain-lain
- Syok kardiogenik      : Syok akibat “gagal”nya fungsi pompa jantung
1. Aritmia (Bradikardi / takikardi)
2. Gangguan fungsi miokard (Penyakit jantung arteriosklerotik,miokardiopati)
3. Gangguan mekanis (Regurgitasi mitral/aorta, rupture septum interventrikular)
- Syok distributive      : Syok akibat perpindahan abnormal volume darah
           S. neurogenik   : Akibat aktivitas neurogenik, pusat vasomotor
1. Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang belakang dan spinal syok
2. Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan, misal nyeri hebat
3. Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan obat anestesi
4. Rangsangan parasimpatis pada jantung yang menyebabkan bradikardi jantung  
    mendadak. Terjadi pada orang yang pingsan mendadak akibat gangguan emosional
     S. anafilaktik    : Akibat reaksi alergi
1. Antibiotic    (Penisilin, sofalosporin, kloramfenikol, polimixin, ampoterisin B)
2. Biologis       (Serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus, dan gamma globulin)
3. Makanan     (Telur, susu, dan udang/kepiting)
4. Lain-lain      (Gigitan binatang, anestesi local)
     S. septik           : Akibat toksin/ infeksi
1. Infeksi bakteri gram - (e. coli, klibselia pneumonia, enterobacter, serratia, proteus)
2. Kokus gram positif, misal: stafilokokus, enterokokus, dan streptokokus.
- Syok obstruktif         : Akibat hambatan terhadap aliran darah (c. tamponade, tension pneumothorax)

Patogenesis
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan:
- tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh)
- tahap dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh)
- tahap ireversibel (tidak dapat pulih).


Tahap kompensasi: tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya.
Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian pembuluh darah  yang lama, CRT (untuk bayi dan anak-anak).

Mekanisme:
Kehilangan darah/ redistribusi aliran darah à stimulasi pusat vasomotor pada medula à 1. Respon simpatik, 2. Respon hormonal, 3. Respon adrenal
1. respon simpatik à pada jantung ( CO, HR, kontraktilitas), & p. darah ( resistensi pembuluh darah)
2. respon hormonal à 1. Kelenjar hipofisis (ADH) & 2. Kelenjar adrenal (Aldosteron) à retensi cairan dan garam untuk menjaga kecukupan volume darah
3. respon adrenal à pelepasan epinefrin à vasokontriksi lebih jauh à tekanan arteri untuk menjaga perfusi jantung dan otak à 1. tekanan hidrostatik kapiler 2. Perfusi perifer à cairan berpindah dari interstitial ke p.d kapiler

Tahap dekompensasi: tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya.
Tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan menurunkan aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru.
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.
Jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung.

Mekanisme:
Syok berlanjut à tekanan darah sistole & diastole à tekanan nadi ,  aliran darah ke otak , P02 , hipoksia  seluler
Kondisi hipoksia seluler à PC02 , metabolisme anaerob, iskemik jaringan, asidosis metabolik à perfusi ke jantung & otak

Tahap irreversibel: Aliran darah ke otak dan jantung lebih diutamakan sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati maupun ginjal.
Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.

Mekanisme:
Syok berlanjut à akumulasi metabolit à dilatasi sfingter prekapiler à tekanan hidrostatik kapiler  à
kehilangan volume cairan dari kapiler ke ruang instersisial à volume vaskuler à aliran balik vena ke jantung kanan à CO lebih jauh à nekrosis seluler à kematian

*mekanisme patofisologi di ringkas dari slide shock dr. Rose

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada semua jenis shock hampir sama, yaitu timbulnya tanda dan gejala sebagai berikut:

1. sistem kardiovaskular
-gangguan sirkulasi perifer:
        pucat: syok à kompensasi à pertahankan organ vital à perfusi ke perifer (kulit/ mukosa) à pucat
        akral dingin: aliran darah ke kulit à panas dari aliran darah à dingin pada extremitas distal
-nadi cepat dan halus: syok à perfusi ke jaringan à kompensasi à HR, halus(v. aliran darah)  
-tekanan darah rendah: syok à volume plasma (progressif) à aliran balik vena à CO à BP
-vena perifer kolaps: volume plasma à isi vena à kolaps vena
-CVP rendah: volume plasma à tegangan p. vena

Pendahuluan
Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.
a.     darah perifer.
Tanda dan Gejala Syok
Sistem Kardiovaskuler
- Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.
- Nadi cepat dan halus.
- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.
- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
- CVP rendah.
Sistem Respirasi
- Pernapasan cepat dan dangkal.
Sistem saraf pusat
- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
Sistem Saluran Cerna
- Bisa terjadi mual dan muntah.
Sistem Saluran Kencing
- Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5--1 ml/kg/jam). 


catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)

Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan pada tali pusat bayi baru lahir, setelah tali pusat diikat,  dipotong dan setelah bayi dimandikan pertama kali diruang perinatal sampai dengan tali pusat lepas. 
Jika tali pusat bersih dan tidak basah dan berbau. Prinsipnya kering dan terbuka. Jika tali pusat basah dan bau maka harus dilakukan perawatan tali pusat:
Tali pusat pada kehamilan memiliki fungsi sebagai pembungkus dua buah pembuluh arteri umbilicalis yang menyangkut darah yang sudah diambil oksigennya dari dalam darah tubuh janin, serta vena umbilicalis yang tunggal membawa darah yang sudah dibersihkan dari plasenta kedalam janin, Tali pusat memiliki panjang 50–55 cm dan mempunyai diameter 1 – 2 cm.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan putus pada hari ke 5 sampai hari ke 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar bayi akan mengalami infeksi pada tali pusat atau omphalitis.


ü  Metode yang dianjurkan adalah: Mencuci tangan dengan air bersih dan air sabun sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan tali pusat.
ü  Alat-alat yang digunakan : kassa steril, bengkok atau tempat sampah, betadine.
ü   Bayi Baru Lahir diletakan di tempat yang bersih. Basahi kassa dengan betadine kemudian usapkan pada tali pusat.
ü  Ambil kassa betadine
ü  Lakukan 2-3 kali sehari.
ü  Perhatikan keadaan tali pusat apakah ada tanda-tanda infeksi

Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah:

ü  Kulit sekitarnya berwarna kemerahan.

ü  Ada pus atau nanah.

ü  Berbau busuk

Pencegahan infeksi pada tali pusat

ü  Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.

ü  Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.

Pelayanan kesehatan yang bisa dituju apa bila terjadi infeksi atau tanda tanda bahaya pada bayi bisa dibawa oleh keluarga di puskesmas terdekat ataupun rumah sakit. Serta waktu perawatan tali pusat bisa dilakukan pada saat bayi sebelum dan sesudah dimandikan .

 

catatan : ini dimbil dari beberapa artikel maupun blog yang tersedia di google .. trimakasih atas ilmunya :)

 


Jumat, 10 Februari 2012

Minggu, 01 Januari 2012

Kertas kosong . . .
Apa isi nya??? Tentang Hidupku , tawaku, tangisku . . .
Kertas Kosong. . .
Apa isinya??? Tentang  Keluarga, Sahabat, Musuh dan Pacar . . .
Kertas Kosong . . .
Bingung nulis apa , banyak yang berubah di tahun 2011 ,, bagaimana bisa  aq punya hati bagaimna bisa patah hati bagaimna bisa jatuh hati ..cerita cerita ku ,kisah-kisah ku ....
Ditahun 2011 membuka mataku tetang masalah itu bukan hanya cinta, bukan hanya gara saat lalu aq pacaran dengan mimpi yang indah kmudian putus’ atau saat aq menjalin hubungan kembali ,dan membuang masa lalu entah di mana. ku mulai awal melupakan..
Tapi tak hanya cinta, tapi tentang mereka yang mucul dan membenciku tentang mereka yang menjadi orang munafik tentak mereka yang berubah sang muka dua. . .. ketika lalu ku berpikir masalah kan ku hadapi bersama sahabatku dan aku bisa mengalahkanya , mengacuhkannya,bahkan  menginjak- injaknnya seperti buih!! .merasa diriku Tegar.  tapi seketika smua berubah hidup itu kebahagian ketika aku sendirian bisa, menikmati masalah . . berlari lari dan menahan tangisku , berusaha tersenyum diatas masalah . . . dan ditengah malam merasa dingin menusuk tulang , disiang hari mencari ksibukan sibuk dan siBuk tuk melarikan diri dari sepi. Yang jika kurasa siap menamparku tuk tak memandang enteng apa yang terjadi . . .

Tapi aku disini , saat ini diakhir tahun punya kebahagiaanya jauh tentang cinta yang pasti, tentang aku kehilangan beberapa sahabat  . . apa krna aku sibuk menjalani cintaku atau karena aku sibuk menjauhi gelap sepi dinding kamarku. . yang jelas aq tak ada waktu buat SEPI!! Kenpa ?? jgan tertawa kan aq… ia aq sekarang tak mau diam ‘ tak mau ngalah ‘ dan tak mau bergantung . .
Aku yang sekarang Bisa bahagia Menikmati mereka yang kan jadi masalah , masalah yang mendatangkan mereka atau menjauhkan mereka . yang kutahu pasti aq sekarang berteman dengan kesibukan Meraih masa depanku . . .
Welcome 2012 . . . Kita mulai dengan cinta yang kumiliki smoga jadi masa depanku , sahabat yang masih bertahan , dan tentunya Keluarga ku  . . . tuk mempersembahkan Masa depanku di 2011… akhir tahun aku di YOGYAKARTA . . dan smoga aq masih bisa bertemu lagi 2013 diyogyakarta  . .AMIENNN AMIENNN ya ROB . . .^^

Kamis, 01 Desember 2011


Adalah dia takkan tenang ketika temannya bahagia..
Adalah dia takkan tersenyum ketika temannya  tertawa. .
Adalah dia takkan mengucapkan selamat ktika temannya berhasil. .
Adalah dia takkan peduli ketika temannya sakit..
Dia adalah yang mempunyai hati bak neraka
Suatu hari temannya menceritakan hal yg membahagiakan ,dia pun takk suka itu dia akan menceritakan hal itu pada orang lain bagaikan hal itu adalah aib oleh temannya
Suatu hari temannya sedang susah dia pun , memberi nasehat seolah peduli, tapi lihat saja dia akan berbalik dan bergosip ria memceritakan kburukan temanya
Suatu hari temannya  memmpunyai sesuatu hal yg lebih drinya ,lihat saja degan kesombongannya dia kan mempertaruhkan segalanya dan berbuat hal yg lebih dr temannya itu..
Suatu hari temamnnya tak peduli dgan apa yg dimiliki dia,, dan dia akan berlenggang degan congkaknya tertawa bahagia krena merasa menang……
Dia yang mempunyai teman , seperti dirinya … saling mengaca, saling menjelma … ketika temannya pergi dia akan ikut berbalik ke teman yang lain. Dan slalu menjadi pengkhianat!
Inilah dia sang bermuka dua … apakah hatimu bahagia??
Takkan heran jika kamu tak punya sahabat .. dan kamu tahu saya sangat kasihan sama anda … skaligus saya berterima kasih krana tlah mengenal orang seperti anda.. dengan begitu saya lebih berhati –hati……..knpa hatimu , ada apa dengan jiwamu?? …saat ini jika kamu baca.. kamu marah dan benci pada saya. . tapi smoga tuhan memmaafkan saya krna tlah memperingatkan mu……. Saya akui saya bukan orang baik  ..yang hanya diam membiarkan penyakit hatimu itu berkembang biak….. saya menyayangi kamu wahai sang muka dua… lebih dari orang yang membiarkanmu yang kmu sebut teman!
Pernah kah hati mu sakit ?? dan benarkah kau ingin orang lain merasa sakit yang kau rasakan ? bahagia kah kau ?? dan puas kah kau?? Sebenarnya sangat kecewa bisa mengenal orang seperti anda ?? tapi Tuhan menakdirkan itu ……. Dan knpa? Krna hidup saya sbelumnya terlalu bahagia ,sehingga dihadirkan orang sepeerti anda …………… SANG IRI HATI !! SANG MUNAFIK !! DAN SANG MUKA DUA ….
Saya akan tetap terus berjalan menikmati hidup saya,, anda bukan bagian dari itu ………… anda hanyalah sebagian kecil hambatan yang harus saya hadappi dengan senyum ..!

Kamis, 10 November 2011

Siapa sih yang gak mau pacarannya lama truz bisa saling menyayangi sampai  . ..  bisa ke tahap yg lebih seriusss . . . (AQ!!! ) ngarep .com . . smua pasti pengen ,,nah nih nih tips buat tman 2 smua yg pgen punya hubungan yg lbih harmonis  . .  wlu sia pribadi jg msh dlm tahp blajar (KABURRRRRRRRRRRRRRRR.....)

1. awal pacaran tuh  , , jgan dlu bahas yg nmax masa lalu . ...why krna yg lalu tuh udh jauhhhhhhhhhhhhh bgeddd    di smpan tau dibaung  didasarr ,,mw lautan kek atw ati kek . .. yg jlas jagn bhas itu ma pacarmu skrg! krna jika tiba2 klian puny mslah ,,so pasti tuhhh itu yg dibhas jd slah sypa ??? SLAH GW!!

2.Jgan sering ktmuann,,biaar kate nihh ...rindu dr pagi smpe mlm .... ngalhinn mtahari aja tuh cuma siank doank . .. . atur jarak pertemuann krna akan memicu nmax faktor KEBOSANAN + KEJENUHAN = putus...  ap lge liat tampgmu yg tuhhhh aja ,,,ia klw tiap hr brubah kwkwkkw ... .. 

3. Slalu curiga,,,,, hayooo sypaa...... pkokx wesss yooowww,,hruss kbarin tiap hari lge apa dmna sma sypa... kperluan apa cwe atw cwo....... awas loh macam 2 arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh .. .. .. SAntai donk kyak dipantaiiiii uyeeee.... sabar kyak dibar ajeppp ajepppp .... loh :P apapun  itu dia btuh ruang privasi sendiri oky ....


4. SAHABAT ...... nah nih dy ...klw org g bru nmax kepeleset cinata jtuh cinta . .. ... sking ngk da remmnya tuh lupa deh  ma sahabatnya .. .. .. harus bisa seimbang antara PACAR dan SAHABAT !!! krna pacar slalu bisa buat kita jatuh dan cinta . .. tp nmax sahabat ktika kita jatuh dia akan memegang tangan kita .... saat kita merasakan CINTA dia org pertama yg akan berlonjak kegirangannnn ... horeeee dpt traktiran  hihihi ^^  JK....



so  .... slamat mencoba  ...... slalu tersenyum menikmati Harimu karna dsna ada yg bahagia ktika kau tersenyum :)
 
Copyright (c) 2010 Eni Eviani Tube S.Kep. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.